Pages

Selasa, 22 Oktober 2013

KARYA TULIS ILMIAH
Pengaruh Profil Guru Terhadap Proses Belajar Siswa/i di SMA Negeri 1 Metro


 Disusun Oleh :
1.     Arifit Raih Nur Fadhillah
2.     Kurnia Rachmawati
3.     Rahma Dyan Puspita

Kelas : XI IPS 1


SMA Negeri 1 Metro
T.P. 2011/2012
Pengaruh Profil Guru Terhadap Proses Belajar Siswa/i di SMA Negeri 1 Metro

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Menurut pepatah Jawa, Guru berasal dari istilah “sing digugu lan sing ditiru” yang dalam Bahasa Indonesia berarti “yang dipercaya dan yang dicontoh” yang bermakna bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan, contoh, tempat untuk mengadu, sekaligus tempat untuk bertanya bagi siswanya. Setiap guru pasti memiliki profil yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran terhadap siswanya. Meskipun demikian, guru juga adalah seorang individu yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang tegas, oteriter, cerdas, lemah, galak dan masih banyak lagi karakter lainnya.
Pada dasarnya proses belajar mengajar (pengajaran) merupakan proses mengkoordinasi sejumlah tujuan, bahkan metode, dan alat, serta penilaian, sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Siswa yang belajar pada umumnya tidak dapat membantah terhadap tingakah laku maupun pernyataan guru, karena memiliki keterbatasan sebagai anak dan orang tua di lingkungan sekolah. Selain itu juga dikarenakan posisi guru yang tidak memungkinkan untuk dibantah. Walaupun mungkin mereka merasa tidak nyaman dan kurang paham  terhadap apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas dengan karakter masing-masing guru tersebut. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi proses belajar para siswa. Dan justru membuat siswa kesulitan dalam belajar.

B.     Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui karakter guru seperti apa yang diidolakan murid.
2.      Untuk mengetahui profil guru yang mampu mengajar secara kondusif.
3.      Untuk mengetahui karakter guru yang sangat tidak disukai murid.

C.      Rumusan Masalah

1.      Apakah ada guru yang enak dalam proses pembelajaran di SMA N 1 METRO?
2.      Guru seperti apakah yang di idolakan siswa?
3.      Guru seperti apakah yang sangat tidak di idolakan siswa?
4.      Profil guru seperti apa yang dapat mengajar secara kondusif?

D.     Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah yang berfokus pada pengaruh profil guru terhadap proses belajar siswa. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa/i  SMA Negeri 1 Metro, yaitu 14 siswa/i kelas XI IPA dan 9 siswa/i kelas XI IPS. Sehingga menjadi 23 sample.
Diharapkkan jumlah siswa tersebut mampu mewakili pendapat mengenai profil guru dari seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Metro.

E.      Hipotesis

Setelah penulis melakukan pengenalan masalah, hipotesis yang di miliki penulis adalah sebagai berikut :

Karakter guru yang sesuai dengan keinginan siswa, dapat mempengaruhi proses belajar siswa menjadi baik. Tetapi, karena keinginan siswa berbeda-beda, menyebabkan adanya sebagian siswa tidak menyukai karakter guru tertentu yang disukai siswa lainnya. Hal ini menyebabkan sebagian siswa tidak menyukai pelajaran atau guru tersebut dan akhirnya mempengaruhi proses belajarnya.
Menurut penulis, guru yang dapat memahami situasi dan kondisi siswanya akan di idolakan para siswa, karena dengan adanya guru seperti itu, siswa tidak akan terbebani dengan adanya sikap egois dan otoriter guru yang terkadang tidak mau tau dengan kondisi muridnya. Maka, murid akan belajar dengan sepenuh hati tanpa beban dan merasa nyaman, serta betah dalam mengikuti pelajaran tersebut.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Landasan Teori


Dalam pembelajaran, profil guru sangat mempengaruhi proses belajar.
Menurut Scott dan Mitchell “pengaruh merupakan suatu transaksi social dimana seorang atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan”. [1]

Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare, yang berarti gambaran garis besar. [2]

Menurut UU RI NO 14 TAHUN 2005, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.[3]

Sedangkan menurut pendapat lain, “Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan”.[4]

2.       http://google.com
3.       Ibid
4.       OEMAR HAMALIK, 2003

Drs. Slamet merumuskan pengertian tentang belajar, menurutnya “belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri.[5]
Sedangkan pengertian belajar yang lain menurut salah seorang ahli, yang bernama Skiner, yaitu:

Menurut Skiner, yang dikutip dalam bukunya educational psychology the teaching-learning process,belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce)[6]























5.       Op.Cit.2
6.       Barlow (1985)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.     Waktu dan Tempat Penelitian


Penulis melakukan penelitian yang dilakukan dengan angket pada :

Hari                 : Sabtu s.d Senin
Tanggal          : 18-20 Februari 2012
Tempat           : SMA Negeri  1 Metro
 Jl. Jend. A.H. Nasution no.222  Yosodadi 21, Kota Metro.

      Penulis melakukan penelitian yang dilakukan dengan pengamatan pada:
Hari                 : Selasa s.d Sabtu
Tanggal          : 21-25 Februari 2012
Tempat           : SMA Negeri  1 Metro
 Jl. Jend. A.H. Nasution no.222  Yosodadi 21, Kota Metro.

B.     Metodelogi  Penelitian


Metode penelitian dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1)     Metode Pengamatan
2)     Metode Angket
3)     Metode Tinjauan Pustaka

C.      Data Penelitian

1. Pengumpulan data melalui angket terhadap siswa/i SMA Negeri 1 Metro, dengan mengambil sampel 14 siswa/i kelas XI IPA  dan 9 siswa/i kelas XI IPS. Dengan mengajukan 4 pertanyaan, yaitu :
1.      Apakah ada guru yang enak dalam proses pembelajaran di SMA N 1 METRO?

v  Pilihan jawaban:
a)     Iya
b)     Tidak  

2.      Guru seperti apakah yang di idolakan siswa/i?
3.      Guru seperti apakah yang sangat tidak di idolakan siswa/i?
4.      Profil guru seperti apa yang dapat mengajar secara kondusif?

v  Pilihan jawaban untuk pertanyaan nomor 2, 3, dan 4:
a)     Guru yang tegas
b)     Guru yang galak
c)      Guru yang lemah lembut
d)     Guru yang perhatian dan senang bercerita berbagi pengalamanya
e)     Guru yang pengertian dan sabar
f)       Guru yang cuek
g)     Guru yang otoriter
h)     Guru yang cerdas
i)       Guru yang sok pintar
j)       Guru yang rajin, menerangkan dengan penjelasan dan catatan yang rinci
k)     Guru yang jorok
l)       Guru yang malas
m)   Guru yang disiplin
n)     Guru yang egois dan mau menang sendiri

Adapun data yang di peroleh melalui metode angket yaitu:
TERLAMPIR 1

2. Pengamatan:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, profil guru sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Misalnya seorang guru yang memiliki profil atau watak yang lemah lembut,baik dan sabar cenderung disukai para murid, sehingga para murid sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan guru yang memiliki profil atau karakter yang galak,sok pintar dan cuek cenderung sangat tidak disukai para murid, menyebabkan para murid menjadi bosan, acuh tak acuh dan tidak suka mengikuti pembelajaranya.
D.     Klasifikasi Data
TERLAMPIR 2












BAB IV
PEMBAHASAN

            Profil guru dalam bentuk kreatifitas diartikan bagaimana guru dapat membuat anak didiknya menjadi faham dengan keterangan yang dijelaskannya dalam metode pembelajaran yang sekiranya dapat menarik siswa untuk menyukai pelajaran. Profil guru dalam bentuk kreatifitas juga diartikan sebagai kemampuan guru untuk menciptakan lingkungan sosial atau suasana kelas menjadi semenarik mungkin bagi siswa. Sebagaimana dijelaskan, bahwa
“lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis”(Walbergdan Greenberg, 1997).[7]
            Dalam arti luas profil guru adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam berinteraksi dengan siswa. Sedangkan karakter guru adalah sifat asli sebagai bentuk kepribadian guru dalam proses pembelajaran. Keduanya adalah sesuatu yang saling terkait satu sama lain sebagai faktor vital dalam sistem pembelajaran.
            Hubungan Guru dan Siswa/anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimana pun baiknya bahan pelajaran yang diberikan dan sempurnanya metode yang digunakan namun jika hubungan guru dan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu keluaran yang tidak di inginkan. Jadi untuk menciptakan hubungan yang selaras perlu diciptakan komunikasi yang baik antara lain ada syarat-syaratnya sebagai berikut:
1.      Perlu dedikasi yang penuh di kalangan Guru yang disertai dengan kesadaran akan fungsinya sebagai pamong bagi anak didiknya/siswanya.
2.      Sistem kurikulum yang mantap.
3.      Rasio Guru dan siwa yang rasional sehingga guru dapat melakukan didikan dan hubungannya secara baik.
7. Op.Cit. 2

4.      Perlu adanya kesejahteraan guru yang memadai sehingga guru tidak terpaksa harus mencari hasil sampingan.
5.      Adanya ruangan yang baik bagi para guru untuk menciptakan keharmonisan antara tempat dan suasana yang baik bagi guru dan siswa.

            Selain yang telah dikemukakan diatas, penulis juga ingin mengemukakan pendapat bahwa siswa/i membutuhkan keharmonisan bersama guru agar dapat meningkatkan keadaan belajar yang kondusif agar mengantarkan para siswa/i kepada cita-cita mereka, karena tanpa keharmonisan tersebut siswa/i tidak akan respect terhadap guru mata pelajaran tersebut dan hal ini akan berdampak pada pelajaran yang di pelajari.
            Dari hasil penelitian, banyak siswa/i SMANSA yang lebih menyukai karakter guru yang pengertian dan sabar, mungkin mereka merasa nyaman dengan karakter guru tersebut. Tetapi ada juga siswa/i SMANSA yang sangat tidak menyukai karakter guru yang otoriter, dan mungkin karakter guru tersebut dapat mengganggu proses belajar bagi mereka. Selain itu, menurut siswa/i SMANSA guru yang dapat mengajar secara kondusif adalah guru yang mempunyai karakter disiplin, cerdas tegas, pengertian dan sabar. Jadi tidak ada salahnya jika para guru mencoba untuk menjadi guru yang  di idolakan siswa/i di SMANSA.









BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan:
                  Dalam proses belajar guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa-siswinya betah belajar di kelas. Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) yang dipadukan dengan pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran yang menyenangkan bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak-bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan. Yang ada hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung.
Dari pengklasifikasian data juga peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1)     Guru yang banyak diidolakan siswa adalah guru yang pengertian dan sabar.
2)     Guru yang paling tidak disukai siswa adalah guru yang otoriter.
3)     Guru yang dianggap siswa dapat mengajar secara kondusif adalah guru yang disiplin.

B.     Saran:
Berdasarkan data penelitian yang di peroleh, penulis menyarankan agar:
Sebaiknya para guru dapat menjadi guru yang baik, dapat mensejahterakan hati anak didiknya, dapat mengerti bagaimana kondisi atau keadaan muridnya, pengertian dan sabar agar dapat disukai para murid. Dan kita sebagai murid harusnya dapat mengerti kararakter yang dimiliki oleh guru serta tidak egois.


DAFTAR PUSTAKA














0 komentar: