KARYA TULIS ILMIAH
Pengaruh Profil Guru Terhadap Proses Belajar Siswa/i di SMA Negeri 1
Metro
Disusun Oleh
:
1. Arifit Raih Nur Fadhillah
2. Kurnia Rachmawati
3. Rahma Dyan Puspita
Kelas : XI
IPS 1
SMA Negeri 1 Metro
T.P. 2011/2012
Pengaruh Profil Guru Terhadap Proses Belajar Siswa/i di SMA Negeri 1
Metro
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut
pepatah Jawa, Guru berasal dari istilah “sing digugu lan sing ditiru” yang dalam
Bahasa Indonesia berarti “yang dipercaya dan yang dicontoh” yang bermakna bahwa
guru merupakan sosok yang menjadi panutan, contoh, tempat untuk mengadu,
sekaligus tempat untuk bertanya bagi siswanya. Setiap guru
pasti memiliki profil yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran terhadap
siswanya. Meskipun demikian, guru juga adalah seorang individu yang memiliki
karakter yang berbeda-beda. Ada yang tegas, oteriter, cerdas, lemah, galak dan
masih banyak lagi karakter lainnya.
Pada dasarnya proses belajar
mengajar (pengajaran) merupakan proses mengkoordinasi sejumlah tujuan, bahkan
metode, dan alat, serta penilaian, sehingga satu sama lain saling berhubungan
dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta
didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
Siswa yang belajar pada umumnya
tidak dapat membantah terhadap tingakah laku maupun pernyataan guru, karena
memiliki keterbatasan sebagai anak dan orang tua di lingkungan sekolah. Selain itu juga dikarenakan posisi guru yang tidak memungkinkan untuk
dibantah. Walaupun mungkin mereka merasa tidak nyaman dan kurang paham terhadap apa yang disampaikan oleh guru di
depan kelas dengan karakter masing-masing guru tersebut. Sehingga hal tersebut
dapat mempengaruhi proses belajar para siswa. Dan justru
membuat siswa kesulitan dalam belajar.
B.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui karakter guru seperti apa yang diidolakan murid.
2. Untuk
mengetahui profil guru yang mampu mengajar secara kondusif.
3. Untuk
mengetahui karakter guru yang sangat tidak disukai murid.
C.
Rumusan
Masalah
1. Apakah ada
guru yang enak dalam proses pembelajaran di SMA N 1 METRO?
2. Guru seperti
apakah yang di idolakan siswa?
3. Guru seperti
apakah yang sangat tidak di idolakan siswa?
4. Profil guru
seperti apa yang dapat mengajar secara kondusif?
D.
Pembatasan
Masalah
Dalam
penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah yang berfokus pada pengaruh
profil guru terhadap proses belajar siswa. Penelitian ini dilakukan terhadap
siswa/i SMA Negeri 1 Metro, yaitu 14
siswa/i kelas XI IPA dan 9 siswa/i kelas XI
IPS. Sehingga menjadi 23 sample.
Diharapkkan jumlah siswa tersebut mampu mewakili pendapat mengenai profil
guru dari seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Metro.
E.
Hipotesis
Setelah
penulis melakukan pengenalan masalah, hipotesis yang di miliki penulis adalah sebagai
berikut :
Karakter guru yang sesuai dengan keinginan siswa, dapat mempengaruhi
proses belajar siswa menjadi baik. Tetapi, karena keinginan siswa berbeda-beda,
menyebabkan adanya sebagian siswa tidak menyukai karakter guru tertentu yang disukai
siswa lainnya. Hal ini menyebabkan sebagian siswa tidak menyukai pelajaran atau
guru tersebut dan akhirnya mempengaruhi proses belajarnya.
Menurut penulis, guru yang dapat memahami situasi dan kondisi
siswanya akan di idolakan para siswa, karena dengan adanya guru seperti itu,
siswa tidak akan terbebani dengan adanya sikap egois dan otoriter guru yang
terkadang tidak mau tau dengan kondisi muridnya. Maka, murid akan belajar
dengan sepenuh hati tanpa beban dan merasa nyaman, serta betah dalam mengikuti pelajaran tersebut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Landasan Teori
Dalam pembelajaran, profil guru sangat
mempengaruhi proses belajar.
Menurut Scott dan Mitchell “pengaruh merupakan suatu transaksi
social dimana seorang atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan”. [1]
Kata profil
berasal dari bahasa Italia, profilo
dan profilare, yang berarti gambaran garis besar. [2]
Menurut
UU RI NO 14 TAHUN 2005, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.[3]
Sedangkan menurut pendapat lain, “Guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan
kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
diinginkan”.[4]
3.
Ibid
4.
OEMAR
HAMALIK, 2003
Drs. Slamet merumuskan pengertian tentang belajar,
menurutnya “belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk
memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri.[5]
Sedangkan pengertian belajar yang lain menurut
salah seorang ahli, yang bernama Skiner, yaitu:
Menurut Skiner, yang
dikutip dalam bukunya educational psychology the teaching-learning process,belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi
penguat (reinforce)[6]
5.
Op.Cit.2
6.
Barlow
(1985)
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian yang dilakukan dengan angket pada :
Hari : Sabtu s.d Senin
Tanggal : 18-20
Februari 2012
Tempat : SMA
Negeri 1 Metro
Jl. Jend. A.H. Nasution no.222
Yosodadi 21, Kota Metro.
Penulis
melakukan penelitian yang dilakukan dengan pengamatan pada:
Hari
: Selasa s.d Sabtu
Tanggal :
21-25 Februari 2012
Tempat : SMA
Negeri 1 Metro
Jl. Jend. A.H. Nasution no.222
Yosodadi 21, Kota Metro.
B.
Metodelogi Penelitian
Metode penelitian
dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1) Metode Pengamatan
2) Metode Angket
3) Metode Tinjauan Pustaka
C.
Data
Penelitian
1. Pengumpulan data melalui angket terhadap
siswa/i SMA Negeri 1 Metro, dengan mengambil sampel 14 siswa/i kelas XI IPA dan 9 siswa/i kelas XI
IPS. Dengan mengajukan 4 pertanyaan, yaitu :
1. Apakah ada
guru yang enak dalam proses pembelajaran di SMA N 1 METRO?
v Pilihan
jawaban:
a) Iya
b) Tidak
2. Guru seperti
apakah yang di idolakan siswa/i?
3. Guru seperti
apakah yang sangat tidak di idolakan siswa/i?
4. Profil guru
seperti apa yang dapat mengajar secara kondusif?
v Pilihan jawaban
untuk pertanyaan nomor 2, 3, dan 4:
a) Guru yang
tegas
b) Guru yang
galak
c) Guru yang
lemah lembut
d) Guru yang
perhatian dan senang bercerita berbagi pengalamanya
e) Guru yang pengertian
dan sabar
f) Guru yang
cuek
g) Guru yang
otoriter
h) Guru yang
cerdas
i) Guru yang
sok pintar
j) Guru yang
rajin, menerangkan dengan penjelasan dan catatan yang rinci
k) Guru yang
jorok
l) Guru yang
malas
m) Guru yang
disiplin
n) Guru yang
egois dan mau menang sendiri
Adapun data yang di peroleh
melalui metode angket yaitu:
TERLAMPIR 1
2. Pengamatan:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, profil guru sangat
mempengaruhi proses pembelajaran. Misalnya seorang guru yang memiliki profil
atau watak yang lemah lembut,baik dan sabar cenderung disukai para murid,
sehingga para murid sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan
guru yang memiliki profil atau karakter yang galak,sok pintar dan cuek
cenderung sangat tidak disukai para murid, menyebabkan para murid menjadi
bosan, acuh tak acuh dan tidak suka mengikuti pembelajaranya.
D. Klasifikasi Data
TERLAMPIR 2
BAB IV
PEMBAHASAN
Profil guru dalam bentuk kreatifitas
diartikan bagaimana guru dapat membuat anak didiknya menjadi faham dengan keterangan yang dijelaskannya dalam metode
pembelajaran yang sekiranya dapat menarik siswa untuk menyukai pelajaran.
Profil guru dalam bentuk kreatifitas juga diartikan sebagai kemampuan guru
untuk menciptakan lingkungan sosial atau suasana kelas menjadi semenarik
mungkin bagi siswa. Sebagaimana dijelaskan, bahwa
“lingkungan
sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi
belajar akademis”(Walbergdan Greenberg, 1997).[7]
Dalam arti luas profil guru adalah
metode pembelajaran yang digunakan dalam berinteraksi dengan siswa. Sedangkan
karakter guru adalah sifat asli sebagai bentuk kepribadian guru dalam proses
pembelajaran. Keduanya adalah sesuatu yang saling terkait satu sama lain
sebagai faktor vital dalam sistem pembelajaran.
Hubungan Guru dan Siswa/anak didik
didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan.
Bagaimana pun baiknya bahan pelajaran yang diberikan dan sempurnanya metode
yang digunakan namun jika hubungan guru dan siswa merupakan hubungan yang tidak
harmonis, maka dapat menciptakan suatu keluaran yang tidak di inginkan. Jadi untuk menciptakan hubungan yang selaras perlu diciptakan komunikasi
yang baik antara lain ada syarat-syaratnya sebagai berikut:
1.
Perlu dedikasi yang penuh di kalangan Guru yang
disertai dengan kesadaran akan fungsinya sebagai pamong bagi anak
didiknya/siswanya.
2.
Sistem kurikulum
yang mantap.
3.
Rasio Guru dan siwa yang rasional sehingga
guru dapat melakukan didikan dan hubungannya secara baik.
4.
Perlu adanya kesejahteraan guru yang memadai
sehingga guru tidak terpaksa harus mencari hasil sampingan.
5.
Adanya ruangan yang baik bagi para guru untuk
menciptakan keharmonisan antara tempat dan suasana yang baik bagi guru dan
siswa.
Selain yang telah
dikemukakan diatas, penulis juga ingin mengemukakan pendapat bahwa siswa/i
membutuhkan keharmonisan bersama guru agar dapat meningkatkan keadaan belajar yang kondusif agar mengantarkan para siswa/i kepada cita-cita mereka,
karena tanpa keharmonisan tersebut siswa/i tidak akan respect terhadap guru
mata pelajaran tersebut dan hal ini akan berdampak pada pelajaran yang di
pelajari.
Dari hasil penelitian, banyak
siswa/i SMANSA yang lebih menyukai karakter guru yang pengertian dan sabar,
mungkin mereka merasa nyaman dengan karakter guru tersebut. Tetapi ada juga
siswa/i SMANSA yang sangat tidak menyukai karakter guru yang otoriter, dan
mungkin karakter guru tersebut dapat mengganggu proses belajar bagi mereka.
Selain itu, menurut siswa/i SMANSA guru yang dapat mengajar secara kondusif
adalah guru yang mempunyai karakter disiplin, cerdas tegas, pengertian dan
sabar. Jadi tidak ada salahnya jika para guru mencoba untuk menjadi guru
yang di idolakan siswa/i di SMANSA.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Dalam proses belajar guru dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa-siswinya betah belajar di kelas. Suasana pembelajaran yang menyenangkan
(joyfull learning) yang dipadukan dengan pembelajaran aktif (active learning).
Pembelajaran yang menyenangkan bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan
anak-anak untuk tertawa terbahak-bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di
dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan murid dalam suasana yang
sama sekali tidak ada tekanan. Yang ada hanyalah jalinan komunikasi yang saling
mendukung.
Dari
pengklasifikasian data juga peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1) Guru yang
banyak diidolakan siswa adalah guru yang pengertian dan sabar.
2) Guru yang
paling tidak disukai siswa adalah guru yang otoriter.
3) Guru yang
dianggap siswa dapat mengajar secara kondusif adalah guru yang disiplin.
B. Saran:
Berdasarkan data penelitian yang di peroleh,
penulis menyarankan agar:
Sebaiknya
para guru dapat menjadi guru yang baik, dapat mensejahterakan hati anak didiknya, dapat mengerti bagaimana kondisi
atau keadaan muridnya, pengertian dan sabar agar dapat disukai
para murid. Dan kita sebagai murid harusnya dapat mengerti
kararakter yang dimiliki oleh guru serta tidak egois.
DAFTAR PUSTAKA